Ekonomi Sultra

Berita Ekonomi Sulawesi Tenggara

BPDASHL sebut potensi mangrove di Sultra seluas 94.020,40 ha

2 min read

Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Sampara Kendari menyebutkan luas tanaman dan pengembangan mangrove di Sultra sekitar 94.020,40 hektare (ha) yang tersebar di 16 kabupaten kota di Sultra.

Kepala BPDASHL Sampara, Muhammad Aziz Ahsoni di Kendari, Kamis, menyebutkan dari luas tanaman dan potensi mangrove di Sultra itu terdiri atas potensi habitat mangrove seluas 27.787,74 hektare dan eksisting mangrove seluas 66.232,66v hektare.

“Jadi Potensi habitat mangrove yang luasnya lebih dari 27 ribu hektare itu meliputi area terabrasi seluas 0,74 ha, lahan terbuka 1.116,12 ha, mangrove terabrasi 283,69 ha, tambak seluas 26.093,06 ha dan tanah timbul seluas 294,14 ha. Sementara eksisting mangrove dari 66 ribu lebih meliputi mangrove jarang seluas 3.902,78 ha, mangrove lebat 40.811,13 ha dan mangrove sedang seluas 21.518,74 ha,” ujarnya.

Azis Ashori yang didampingi Kasi Program DASHL Abd,Jalil dan Kasi RHL Carles mengatakan selama 2019 hingga 2021 atau tiga tahun terakhir Badan DASHL Sampara melaksanakan penanaman mangrove di Kabupaten Buton Utara seluas 75 hektare. tahun 2020 seluas 67 hektare di Pulau Wawonii Konawe Kepulauan dan Muna serta sebagian di kawasan konservasi.

“Dalam mendukung penanaman mangrove yang berkelanjutan saat ini BPDASHL telah memiliki bibit persemaian sebanyak 20.000 mangrove dengan ukuran bibit mulai 75 centimeter hingga 1 meter yang pengembangannya di kawasan Kampung Bakau Kota Kendari,” ujarnya.

Ia menambahkan pada 2020 program yang banyak dilakukan adalah melibatkan masyarakat dalam program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) yang tersebar di belasan kabupaten di Sultra.

“Program padat karya penanaman mangrove itu tidak lain bertujuan mendukung program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada masa pandemi COVID-19,” ujara Aziz Ahsoni.

Pada Program Rehabiliutas Hutan Lindung Mangrove di Sultra, ada masa pemeliharaan tahun pertama hingga tahun ketiga, termasuk rehabilitasi hutan lindung magrove melalui Program Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) selama 2021, yakni di Kabupaten Muna seluas 42 ha, Taman Nasional Rawaopa Watumohai 100 ha, Taman Nasional Wakatobi 100 ha, dan BKSDA Sultra seluas 8 hektare.

Sumber: antarasultra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *